Bayi jumbo yang lahir dengan berat 8,3 kilogram.
BAGANASAHAN-Pasangan M Rijal (40), dan istrinya Elfindawati (31) tengah berbahagia. Selasa (13/12) lalu, berkat pertolongan bidan desa Elfinasari, Elfindawati melahirkan seorang bayi berjenis kelamin perempuan berukuran ‘jumbo’, dengan berat lahir 8,3 kilogram dan panjang 53 cm.
Kehadiran bayi ini, melengkapi kebahagiaan pasangan ini, yang sebelumnya telah dikaruniai enam orang anak.
Ditemui di rumah kontrakannya berukuran 3 x 7 meter itu yang berada di tepi sebuah sungai kecil, di perumahan padat penduduk, Lingkungan IV, Dusun IV, Desa Bagan Asahan Induk, Kecamatan Tanjungbalai, Asahan, Senin (19/12) siang,
“Tak ado yang aneh. Biasa sajo bah,” katanya.
Hanya saja, wanita kelahiran tahun 1980 ini mengaku, sering terserang demam dan flu selama 9 bulan lebih 5 hari mengandung putri bungsunya itu. Berbeda dengan Elfindawati, M Rijal, sang suami mengatakan, saat istrinya hamil tua, dia menduga bahwa anak yang dikandung istrinya kemungkinan kembar.
Kata pria yang berprofesi sebagai nelayan ini, dugaan itu muncul karena melihat ukuran perut istrinya, yang menurut dia, jauh lebih besar dibandingkan saat wanita yang telah memberinya tujuh orang anak itu, mengandung anak pertama hingga anak keenam.
“Saya sempat berpikir anak ini kembar. Karena, ukurang perut orang rumah (istrinya, red) lebih besar. Tapi, syukur Alhamdulilah, meski tidak kembar, putri saya lahir selamat, dan istri saya juga sehat,” ujarnya tersenyum, lantas memperlihatkan selembar foto putrinya itu, yang diambil beberapa saat setelah dilahirkan.
“Seumur hidup, baru kali ini lihat bayi sebesar ni. Macam sudah barumur sataun sajo nampaknya,” kata Efi, warga Bagan Dalam. Selain itu, ukurannya yang besar, membuat bayi Elfindawati tidak dapat menggunakan gurita yang biasa dikenakan kepada bayi yang baru lahir. Pasalnya, ukurannya yang besar membuat tali pengikat kain itu tidak mampu membungkus tubuh sang bayi. Alhasi, kedua orangtuanya harus memnggunakan pakaian bayi usia setahun untuk membungkus tubuh putri sulungnya itu.
Untuk diketahui, tahun 2009 lalu, bayi berukuran ‘jumbo’ juga pernah lahir. Bayi tersebut buah hati pasutri asal Kabupaten Batubara. Bayi tersebut berbobot 8,7 kg dengan panjang 62 cm.
BAGANASAHAN-Pasangan M Rijal (40), dan istrinya Elfindawati (31) tengah berbahagia. Selasa (13/12) lalu, berkat pertolongan bidan desa Elfinasari, Elfindawati melahirkan seorang bayi berjenis kelamin perempuan berukuran ‘jumbo’, dengan berat lahir 8,3 kilogram dan panjang 53 cm.
Kehadiran bayi ini, melengkapi kebahagiaan pasangan ini, yang sebelumnya telah dikaruniai enam orang anak.
Ditemui di rumah kontrakannya berukuran 3 x 7 meter itu yang berada di tepi sebuah sungai kecil, di perumahan padat penduduk, Lingkungan IV, Dusun IV, Desa Bagan Asahan Induk, Kecamatan Tanjungbalai, Asahan, Senin (19/12) siang,
“Tak ado yang aneh. Biasa sajo bah,” katanya.
Hanya saja, wanita kelahiran tahun 1980 ini mengaku, sering terserang demam dan flu selama 9 bulan lebih 5 hari mengandung putri bungsunya itu. Berbeda dengan Elfindawati, M Rijal, sang suami mengatakan, saat istrinya hamil tua, dia menduga bahwa anak yang dikandung istrinya kemungkinan kembar.
Kata pria yang berprofesi sebagai nelayan ini, dugaan itu muncul karena melihat ukuran perut istrinya, yang menurut dia, jauh lebih besar dibandingkan saat wanita yang telah memberinya tujuh orang anak itu, mengandung anak pertama hingga anak keenam.
“Saya sempat berpikir anak ini kembar. Karena, ukurang perut orang rumah (istrinya, red) lebih besar. Tapi, syukur Alhamdulilah, meski tidak kembar, putri saya lahir selamat, dan istri saya juga sehat,” ujarnya tersenyum, lantas memperlihatkan selembar foto putrinya itu, yang diambil beberapa saat setelah dilahirkan.
“Seumur hidup, baru kali ini lihat bayi sebesar ni. Macam sudah barumur sataun sajo nampaknya,” kata Efi, warga Bagan Dalam. Selain itu, ukurannya yang besar, membuat bayi Elfindawati tidak dapat menggunakan gurita yang biasa dikenakan kepada bayi yang baru lahir. Pasalnya, ukurannya yang besar membuat tali pengikat kain itu tidak mampu membungkus tubuh sang bayi. Alhasi, kedua orangtuanya harus memnggunakan pakaian bayi usia setahun untuk membungkus tubuh putri sulungnya itu.
Untuk diketahui, tahun 2009 lalu, bayi berukuran ‘jumbo’ juga pernah lahir. Bayi tersebut buah hati pasutri asal Kabupaten Batubara. Bayi tersebut berbobot 8,7 kg dengan panjang 62 cm.
No comments:
Post a Comment